Senin, 26 September 2011

Membedah Kata Majemuk Dan Kalimat Majemuk

 Semester 1 UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO FAKULTAS EKONOMI - MANEJEMEN
  • Intan Permata sari
  • Sandra Novita A
  • Vicka Izza D
  • Vetty Andriana
  • Siti Naimatus Zahro
  • Rumelah Itasari
  • Evi Windianingtyas
  • Galih Tribuana 
  • Robbi Yahya
KATA MAJEMUK

Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak dapat di sisipi kata lain.
1.Ciri ciri :
a. Gabungan itu membentuk satu arti yang baru.
b. Gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik keterangan atas     kesatuan itu, bukan atas bagian-bagiannya.
c. Biasanya terdiri dari kata-kata dasar.
d. Frekuensi pemakaiannya tinggi.
e. Terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentris, terbentuk menurut hokum DM    (Diterangkan mendahului Menerangkan).

  • Rumah baru (a) 
  • Tono sakit (b)
    Rumah sakit (c)

    secara gramatika (tata bahasa) makna yang terbentuk pada contoh (a) dan (b) sama dengan makna leksikal unsur pembentuknya. Gabungan kata di atas mempunyai makna “rumah (yang) baru” (a) dan “Tono (sedang) sakit.”
    Berbeda halnya dengan gabungan kata pada contoh pertama (a) dan kedua (b), gabungan kata pada contoh kedua (c) secara gramatika makna yang terbentuk berbeda dari makna leksikal unsur pembentuknya. Makna kata secara leksikal pada contoh kedua (c) adalah “rumah (yang/sedang) sakit.” Makna ini tidak logis, yaitu benda mati dapat merasakan sakit seperti halnya makhluk hidup (manusia). Namun, makna yang terbentuk dalam contoh (c) adalah “rumah tempat merawat orang sakit.” Inilah yang disebut dengan membentuk makna baru tetapi makna baru tersebut masih dapat ditelusuri dari makna kata pembentukn
    2. Sifat Kata Majemuk
    Berdasarkan sifat kata majemuk dengan melihat adanya inti dari pada kesatuan itu, maka kata majemuk dapat dibagi atas:
    a. Kata majemuk yang bersifat eksosentris.
    b. Kata majemuk yang bersifat endosentris.
    Kata majemuk yang bersifat eksosentris adalah kata majemuk yang tidak mengandung satu unsure inti dari gabungan itu. Dengan kata lain kedua-duanya merupakan inti. Contoh: tuamuda, hancurlebur, kakitangan, dan lain-lain.
    Sebaliknya, jika ada satu unsur yang menjadi inti dari gabungan itu maka sifatnya endosentris. Contoh: saputangan, orangtua, matahari, dan lain-lain, dimana sapu, orang, dan mata merupakanunsur intinya.

    3. Bentuk Perulangan pada Kata Majemuk
    Pada dasarnya karena kata-kata majemuk membentuk suatu kesatuan maka bentuk-ulangnya harus secara penuh yaitu diulang keseluruhannya.
    Contoh: rumah sakit-rumah sakit, saputangan-saputangan
    Tetapi seringkali kita menjumpai hal-hal yang sebaliknya yaitu perulangan yang dilakukan bukan atas keseluruhannya melainkan hanya sebagian saja.
    Contoh: rumah-rumah sakit, sapu-sapu tangan
    Mengapa terjadi demikian?
    Dalam pemakaian bahasa sehari-hari ada kecenderungan untuk mengadakan penghematan dalam pemakaian bahasa, dasar ekonomis. Dasar ekonomis ini hanya dapat digunakan bila gerak yang berlawanan itu tidak membawa perbedaan paham. Dalam hubungan ini agaknya dapat dijelaskan oleh kata ulang dwipurwa dalam bahasa Indonesia, yakni mula-mula orang mengulang seluruhnya, tetapi karena prinsip ekonomis tadi, akhirnya hanya sebagian saja dari lingga yang diulang.
    Kata majemuk dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
    a. Kata majemuk setara à memiliki kedudukan kelas kata yang sama.
    Contoh kata: kursi tamu, hancur lebur, majalah wanita, dll.
    KB KB KK KK KB KB
    b. Kata majemuk bertingkat (tak setara) à memiliki kedudukan kelas kata yang berbeda.
    Contoh kata: gadis belia, meja makan, siswa teladan, delapan ekor, dll.
    KB KS KB KK KB KS K Bil. KB
    c. Kata Idiomatis atau ungkapan à memiliki makna yang baru.
    Contoh kata: panjang tangan >> bukan tangannya panjang melainkan suka mencuri,
    keras kepala >> bukan kepalanya keras seperti batu melainkan egois,
    besar mulut >> bukan mulutnya besar melainkan suka membual (pembohong),
    dan lain-lain.
4.Pola Kata Majemuk
a. KB - KB; tanah air
b. KK - KK; hancur lebur, jatuh bangun
c. KS - KS; muda belia, cantik jelita
d. KB - KK; kamar tidur, piring terbang
e. KB - KS; kursi malas, rumah sakit
f. KK - KB; terjun payung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar